Pendapat-pendapat
tentang Proses Awal Penyebaran Islam di Indonesia
- Proses Islamisasi yang
terjadi di Indonesia beriringan dengan proses perdagangan yang terjadi antara
bangsa Indonesia dengan bangsa asing. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa secara
geografis, Indonesia merupakan sebuah wilayah kepulauan yang terbuka bagi
terjadinya interaksi perdagangan. Salah satu dampak dari interaksi tersebut adalah
masuknya Islam ke Indonesia. Hal-hal yang menjadi pertanyaan mengenai proses
islamisasi tersebut ialah dari manakah asalnya bangsa Indonesia menerima Islam,
dan kapan Islam itu datang? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut,
lahirlah beberapa pendapat atau teori tentang islamisasi di Indonesia.
Berita-berita dari bangsa asing menunjukkan bahwa para
pedagang Islam diperkirakan pertama kali datang ke Indonesia pada abad ke-7 M,
yaituketika berkuasanya Kerajaan Sriwijaya. Pada saat itu, di pusat Kerajaan Sriwijaya
telah dijumpai perkampungan-perkampungan pedagang Arab. Menurut berita Ibn
Hordadzbeth (844-848 M), pedagang Sulaiman(902 M), Ibn Rosteh(903 M), Abu
Yazid(916 M), dan ahli geografi Mas’udi(955 M), Kerajaan Sriwijaya (Sribu a)
berada di bawah kekuasaan Raja Zabag yang kaya dan menguasai jalur perdagangan
dengan Kerajaan Oman. Dari Sribu a, para pedagang Arab memperoleh kayu gaharu,
kayu cendana, kapur barus, gading, timah, kayu hitam, kayu sapan, dan
rempah-rempah (cengkeh, lada, pala dan merica). Pedagang-pedagang Gujarat dari
India yang datang ke Indonesia bukan hanya untuk berdagang, tetapi juga untuk
menyebarkan agama yang mereka anut. Di samping itu, para saudagar yang datang
dari Persia juga ikut menyebarkan agama Islam di Indonesia. Teknologi pelayaran
pada masa itu tidak secanggih sekarang, pelayaran pada masa lalu sangat
tergantung pada angin musim yang membantu kapal mereka bergerak sesuai tujuan.
Selama beberapa bulan, para pedagang dari berbagai bangsa tinggal di Malaka dan
mereka harus menunggu angin musim yang baik untuk kembali ke tanah air mereka.
Selama masa tunggu itu, mereka bergaul dengan penduduk setempat. Kesempatan itu
digunakan oleh para pedagang dari Arab, Gujarat, dan Persia untuk menyebarkan
agama Islam. Penyebaran agama Islam di Indonesia terjadi secara
berangsur-angsur selama beberapa abad lamanya. Waktu masuknya agama Islam ke
Indonesia di tiap-tiap daerah tidak sama. Namun demikian, masuknya agama Islam pertama
kali adalah di Pulau Sumatra, ketika Kerajaan Sriwijaya berkuasa.
Jalur utama penyebaran Islam di Indonesia adalah melalui
perdagangan. Jalur lainnya adalah melalui perkawinan, pendidikan, jalur dakwah,
dan jalur kesenian. Jalur perkawinan dilakukan oleh para pedagang Islam yang
biasanya tinggal di kota-kota pantai dan membentuk perkampungan-perkampungan untuk
menunggu angin musim. Pada saat inilah, para pedagang tersebut menikahi para
wanita pribumi. Para wanita tersebut kemudian memeluk agama Islam. Ada beberapa
pendapat atau teori tentang proses Islamisasi di Indonesia. MenurutRicklefs, ada
kemungkinan berlangsungnya melalui dua proses. Pertama, penduduk pribumi
berhubungan dengan agama Islam dan kemudian menganutnya.
Kedua, orang-orang asing (Arab, India, Persia, dan
lain-lain) yang telah memeluk agama Islam bertempat tinggal secara tetap di suatu
wilayah Indonesia, melakukan perkawinan campuran, dan mengikuti gaya hidup
lokal, sehingga mereka sudah menjadi orang Jawa atau Melayu atau anggota suku
lainnya. Kedua proses ini mungkin telah sering terjadi bersamaan.
Pendapat-pendapat mengenai proses Islamisasi di Indonesia
dapat dibagi ke dalam beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.
1. Awal kedatangan Islam
di Indonesia
Para sejarawan Indonesia berpendapat bahwa proses Islamisasi
di Indonesia sudah dimulai pada abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 Masehi.
Seorang ilmuwan Belanda yang bernama Mouquettemenyatakan bahwa Islam masuk ke
Indonesia sekitar abad ke-13-14 Masehi. Penentuan waktu itu berdasarkan tulisan
pada batu nisan yang ditemukan di Pasai. Batu nisan itu berangka tahun 17
Djulhijah 831 atau 21 September 1428 M dan identik dengan batu nisan yang
ditemukan di makam Maulana Malik Ibrahim (822 H atau 1419 M) di Gresik, Jawa
Timur. Morissonmendukung pendapat Moguetta yang berpendapat bahwa Islam masuk
ke Indonesia pada abad ke-13, berdasarkan batu nisan Malik al-Saleh,seorang
raja Samudera Pasai yang berangka tahun 698 H atau 1297 M. Petunjuk pertama
mengenai orang-orang Indonesia yang beragama Islam datang dari tulisan Marcopolo
yang singgah di Sumatra dalam perjalanan pulangnya dari Cina pada tahun 1292,
dia berpendapat bahwa Perlak merupakan sebuah kota Islam.
2. Tempat asal para
pembawa Islam di Indonesia
Ada beberapa pendapat mengenai tempat asal para pembawa
Islam ke Indonesia.Snouck Hurgronjeberpendapat bahwa para penyebar Islam di Gujarat
pada abad ke-13 telah lebih awal membuka hubungan dagang dengan Indonesia
daripada dengan orang Arab. Pendapat ini diperkuat oleh Mouquette yang melihat
kesamaan batu nisan Malik al-Salehdengan batu nisan yang ada di Cambay,
Gujarat. Selain itu, di kedua tempat ini sama-sama menganut ma hab Syafi i.
Berdasarkan ma hab yang banyak dianut oleh orang Islam di Indonesia,
Pijnappelberpendapat bahwa para pembawa Islam di Indonesia berasal dari Gujarat
dan Malabar, dengan alasan bahwa orang Arab yang berma hab Syafi i bermigrasi
dan menetap ke suatu daerah yaitu Gujarat. Kemudian dari daerah inilah Islam
masuk ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Pendapat Mouquette dibantah oleh
Fattiniyang berpendapat bahwa gaya batu nisan Malik al-Saleh memiliki corak
yang berbeda dengan batu nisan di Gujarat. Batu nisan Malik al-Saleh lebih
mirip dengan batu nisan yang ada di Bengala. Dengan demikian, Fattini
menyimpulkan bahwa tempat asal para penyebar Islam di Indonesia adalah dari
Bengala yang kini lebih dikenal dengan sebutan Bangladesh. Sementara itu
Morrisondan Arnold mengatakan bahwa Islam di Indonesia dibawa oleh orang-orang
Coromandel dan Malabar.
Pendapat lain mengatakan bahwa Islam berasal langsung dari Mekkah, Arab, sebagaimana dikemukakan oleh Crawford. Pendapat Crawford didukung oleh sejarawan Indonesia, seperti Hamkayang berpendapat bahwa Islam yang masuk ke Indonesia itu langsung dari Arab. Tetapi Husein Djajadiningrat lebih berpendapat bahwa Islam di Indonesia berasal dari Parsi atau Persia. Ia lebih menitikberatkan pada kesamaan kebudayaan dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Persia dan Indonesia, seperti tradisi perayaan 10 Muharam dan pengaruh bahasa yang banyak dipakai di Indonesia. Kata bang, abdas, dan mesigit adalah istilah yang ada dalam bahasa Persia. Juga dalam mengeja huruf vocal Al-Quran digunakan istilah-istilah Persia, yaitu jabar (a),jeer (i), dan pe es (u), padahal bahasa Arabnya fathah(a), kasrah(i), dan Dhammah (u). [gs]
Komentar
Posting Komentar